Memupuk kecintaan terhadap Al Qur'an
Penulis : Admin, 29 Maret 2023
Foto : Admin
Narasumber : Sunengsih, S.Ag
Pesantren Kilat, Kajian Islam
Cinta adalah hal yang abstrak. Tidak terlihat namun terasa, itulah cinta. Namun demikian, seberapa besar cinta itu dapat terlihat dari ciri-cirinya. Kecintaan menyebabkan goncangan hebat dalam jiwa seseorang, tidak jarang membuat orang gelap mata dan mengalahkan logika. Itulah begitu dahsyatnya energi cinta. Kecintaan yang paling utama tentu cinta hamba kepada Khaliq/Pencipta, Allah SWT. Cinta kepada Allah SWT dikenal dengan mahabbah. Belajar bagaimana mencintai Allah SWT melalui Al Qur'an. Sebagai firman Nya, Al Qur'an menuntun kita bagaimana mengenal Allah SWT melalu mengenal diri sendiri (man 'arofa nafsahu wa 'arofa robbahu). Rasa cinta harus dipupuk terus menerus, seperti tanaman, cinta juga perlu dirawat dan dijaga dengan baik.
Diantara bentuk kecintaan kepada Al qur'an, dimulai dengan mendekatkan diri dengannya. Membangun kedekatan dimulai dengan membaca dan mempelajari Al Qur'an. Jangan takut ketika masih belum lancar membaca Al Qur'an, meskipun terbata-bata Allah SWT menganugerahkan kepada kita 2 pahala. Apalagi ketika sudah lancar membacanya, Allah SWT akan melipatgandakan pahala dari membaca Al Qur'an. Sesuai dengan keistimewaannya, Al Qur'an memiliki nilai ibadah bagi siapa saia yang membacanya (Al Muta'abbadu bitilawatihi).
Membaca dan mempelajari Al Qur'an bernilai ibadah, ibadah adalah kewajiban hamba kepada Allah SWT karena pada hakikatnya Allah SWT menciptakan golongan jin dan manusia tiada lain untuk beribadah kepada-Nya. Membaca Al Qur'an membutuhkan ilmu, karena tanpa ilmu tidak mungkin kita dapat mendalami makna dan menerapkannya dalam kehidupan. Dengan demikian, wajibnya beribadah dengan membaca dan mempelajari Al Qur'an berbanding lurus dengan kewajiban menuntut ilmu-ilmu Al Qur'an termasuk ilmu untuk membaca Al Qur'an. Bacalah Al Qur'an dengan tartil (warottilil qurana tartila), jelas menunjukkan juga kewajiban mempelajari ilmu membaca Al Qur'an. Ilmu yang dimaksud yaitu ilmu tajwidz. Yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana caranya membaguskan bacaan. Melalui tajwidz, kita dapat mengetahui makhorijul huruf, panjang pendeknya bacaan atau mad, tempat berhentinya bacaan atau waqaf, dan mengenal bagaimana mengenal rambu rambu bacaan khusus lainnya.
Dengan demikian, jangan pernah merasa malas apalagi untuk membaca dan mempelajari Al Qur'an. Karena melalui Al Qur'an, Allah SWT mudah-mudahan akan memberikan syafa'at kepada kita baik di dunia maupun di akhirat. Mari belajar untuk selalu meluangkan waktu untuk membaca Al Qur'an, sesering mungkin di manapun kita berada. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan pertolongan agar kita dimudahkan dalam mempelajarinya. Amin.