BERAWAL DI MASJID, BERKAHIR DI MASJID
oleh: Yudi Ruswandi, S.Pd.I., M.Pd.
Pentingnya "Masjid" telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada masanya. Ali Mustafa seorang Imam Masjid Istiqlal pernah mengungkapkan tentang peran masjid melalui wawancaranya dengan portal berita ternama Republika. Menurut beliau, ada lima fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW, yaitu: "...masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dan pembelajaran. Masjid juga berfungsi sebagai temopat musyawarah, merawat orang sakit, dan asrama" (https://www.republika.co.id/berita/nk9swt/inilah-lima-fungsi-masjid-di-zaman-rasulullah-saw). Adapun Quraish Shihab, melihat fungsi mesjid berdasarkan Surat An Nur ayat 36-37, Allah SWT berfirman:
"(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang (36). orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat) (37)".
Sebagaimana Firman Allah SWT tersebut, maka fungsi masjid yaitu untuk bertasbih. di mana "tasbih" yang dimakasud tidak hanya dalam arti ucapan "subhanallah", namun lebih luas dari itu, yaitu taqwa. Dengan demikian masjid merupakan pusat untuk meningkatjan taqwa kepada Allah SWT (https://media.neliti.com/media/publications/135651-ID-none.pdf).
Merujuk pada pendapat Quraish Shihab, masjid harus difungsikan untuk kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Mulai dari rangkaian ibadah sholat berikut dengan dzikir, tilawah, dan lain-lain yang bertujuan untuk peningkatan rasa takut kepada Allah SWT. Hal ini juga Allah firmankan dalam Surat At Taubah ayat 18, yang terjemahnya:
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".
Melalui beberapa penjelasan Ulama di atas, dapat diketahui bahwa masjid sangat berperan sentral dalam membentuk kebudayaan dan peradaban Islam. Tepatlah jika masjid disebut sebagai pusat peradaban Islam, karena dari masjidlah Rasulullah SAW mengajarkan para sahabat berbagai ilmu, sehingga keberkahannya bisa kita rasakan sampai saat ini. Alhamdulillah. Darodjat dan Wahyudiana mengungkapkan melalui tulisannya tentang peran masjid sebagai lembaga pendidikan. Menurutnya, masjid adalah lembaga pendidikan utama, di mana setiap apa yang ada di dalam masjid dijadikan sebagai sarana untuk mendidik umat Islam. Rasulullah SAW mengajarkan Islam kepada seluruh kalangan, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Demikianlah contoh Rasulullah SAW memakmurkan masjid, sehingga menjadi pusat peradaban Islam (https://media.neliti.com/media/publications/135651-ID-none.pdf).
Sebagai upaya untuk memperkenalkan pentingnya fungsi masjid dalam Islam kepada peserta didik, SMK IT Al Junaediyah menyelenggarakan pendidikan melalui pembiasaan berbasis masjid. Pembiasaan tersebut dikenal dengan konsep pembelajaran "Berawal di masjid, Berakhir di Masjid". Pembelajaran melalui konsep ini dilaksankan setiap hari dengan siklus pembelajaran sebagai berikut:
Seluruh guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik wajib mempunyai wudhu' sejak dari rumah dan selama di lingkungan sekolah;
Berada di dalam masjid jam 07.00, diawali dengan melaksanakan shalat dhuha secara serentak.
Membaca Do'a sholat dhuha yang dipimpin oleh salah seorang siswa, lalu diikuti oleh seluruh jama'ah.
Membacakan Surat Al Fatihah dan satu surat dari Juz 'Amma. Setiap minggu, satu surat dari Juz 'Amma (Juz 30) berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk membantu seluruh siswa memutqinkan hafalannya.
Membacakan Asmaul Husna dan Al Matsurah Pagi.
Melaksanakan kegiatan Murobbian (Bimbingan Al Qur'an) sesuai dengan kelas Al Qur'an masing-masing. Kelas Al Qur'an bertujuan untuk membelajarkan Ilmu-Ilmu Al Qur'an meliputi: qiro'ah, tilawah, ilmu tajwidz, tahfidzul qur'an, imlaul qur'an, dan kajian Al Qur'an. Kegiatan ini berakhir pada jam 08.00 pagi.
Menjelang jam 11.45 seluruh proses pembelajaran di kelas di hentikan. Semua guru dan siswa diarahkan untuk memperbaharui wudhu' lau bersiap-siap menuju ke mesjid.
Melaksanakan sholat sunnah qabliyah dzuhur, berjama'ah dzuhur, dan ba'diyah dzuhur. Dilanjutkan dengan dzikir, tilawah satu surat dari Juz 'Amma, dan Asmaul Husna.
Kegiatan terakhir dimulai pada 15 menit sebelum waktu shalat ashar dengan rangkaian kegiatan: memperbaharui wudhu' sebagaimana sebelum shlat dzuhur, qabliyah ashar, shalat ashar berjama'ah, tilawah, dan ditutup dengan Al Matsurah sore.
Demikian konsep pembelajaran melalui pembiasaan yang terintegrasi dengan seluruh kegiatan pembelajaran lainnya di sekolah.